- model ini menggunakan sistim tegangan
turun pada posisi standby .jadi pada model ini kabel warna biru harus di
pasang ,cara pemasangan nya adalah kabel biru dipasangkan ke kaki 4
photocoupler . harus diperhatikan bahwa rangkaian di hot chasis jangan
dilepas , terutama t506 .jadi biarkan terpasaang semua karena rangkaian
ini memerlukan rangkaian error control perhatikan gambar dibawah ini . yang
dilepas hanya fet nya saja sedangkan zener 12v yang sering hangus terbakar
biarkan saja .
- rangkain snuber nya juga belum sesuai
dengan yang di gambar jadi perlu penyesuaian yaitu r22-100 2watt belum
terpasang
skema
power supply kepunyaan tv Polytron MX-Series dan model lainnya (sasis BK1).
Banyak bengkel mengeluh (termasuk saya) karena setiap kali kebakaran, komponennya
pada pecah/hangus entah kemana????
Ketika rusak, yang sering rusak adalah FS7UM, R33ohm (menuju ke kaki G fet),
dua transistor, dan zener (yang gemuk2) 13V. kalo tegangannya gak stabil,
optocopler PC817 dan TL431 perlu diganti.
Cara kerja protek
pada IC HBT-00-026 sama seperti cara kerja ic program pada umumnya , yaitu
apabila tegangan di pin protek di (0) kan maka ic akan memberi perintah
protek/stanby.
Protek pada polytron MX 6202 di sadap dari denyut vertical blanking.

Setelah tv nyala ,ic vertikal bekerja di pin Vblk mengeluarkan denyut
sinkronisasi (biasanya di manfaatkan untuk sinkronisasi disply vertical) tapi
untuk type ini di pakai untuk mensuply tegangan protek. Elko 1uF berfungsi
untuk menahan tegangan DC dan meloloskan tegangan AC.
Lalu di searahkan oleh deoda dan hasil tegangannya dipakai untuk memberi
tegangan di pin protek IC HB-00-026.
Untuk Type ini melumpuhkan protek tidak bisa dengan
memotong jamper/jalur,apalagi dengan mencabut ic vertical , karena tegangan di
pin protek di dapat dari frekwensi vertical . berbeda dengan type lain pada
umumnya, tegangan protek didapat dari B+ melalui resistor dan apabila terjadi
kerusakan baru di (0) kan oleh deoda seperti post sebelumnya.
Penulis pernah mengalami protek pada type MX 6202 ini.
semuanya tegangan normal vertical juga normal Vblk signal normal, setelah ukur
di pin protek HB00-026 pin 62 tegangan Cuma ada 2volt setelah di periksa
ternyata elco 1uF kering ,jadi tidak bisa nenghantarkan tegangan ac dengan
sempurna.untuk mengatasinya ganti elco 1uf atau dengan nilai yg lebih besar
seperti dengan nilai 47 uf..
PANASONIC
TNP4G007BD, MN152810TT, AN5606K, LA7837
Proteksi 1 : Pin20 IC601, X-ray protector, normal 0V, R428 (56K) sensor output
vertikal, D522 sensor heater/x-ray, Q503 sensor ABL/X-ray, Q451 sensor sekunder
TFB/X-ray.
Proteksi 2 : Q1136 detektor sinkronisasi video dari pin12 IC601 menuju ke pin50
IC 1102 (MN1528110TT).
GOLD SERRIES, MN1528111, AN5192K-A, LA7837
Proteksi 3 : pin55 IC601, X-ray protector, normal 0V, R426 sensor vertikal
output, Q451 (A1015) sensor tegangan 24V dan 12V.
SHARP
DUNTKD746WE, 14E25, IXB855WJZZ, BSC25-2631S/FA122WJ-B, WA216WJZZ, LA78040N,
STR-W5453A, AN17823A
Proteksi 1 : Pin7 IC801, AC-detector, nilai normal tergantung setting 3V+ atau
0V, default 3V+, D1002 zener 12V dari output 15V sekunder smps.
Proteksi 2 : Pin63 IC801, protek utama, normal 3V+, D1005 sensor 16V, D204
sensor 5V, D203 sensor 33V, D605 sensor 180V, D608 sensor X-ray/ABL, Q603
sensor heater/X-ray.
DUNTKE134WE, 14R20D2, IXC245WJN4Q, BSC25-0216F/FA135WJZZ, WA216WJZZ, STV9302B,
STR-W5453A, LA42031
Proteksi 1 : pin64 IC801, AC-detector, nilai normal tergantung setting 3V+ atau
0V, default 3V+, D1002 zener 12V dari output 15V sekunder smps.
Proteksi 2 : Pin63 IC801, protek utama, normal 3V+, D1008 sensor 5VA, D1005
sensor 5VB, D203 sensor 30V, D605 sensor 180V, D604 sensor heater/X-ray, D608
sensor ABL, Q603 sensor heater/X-ray.
Varian : 21EF250MK2
DUNTKC911WE, 51WF200, IX1226WJ, M61260, FA0132WJ, WA165WJ, AN15524, STR-W6753,
AN17823A
Proteksi 1 : pin6 IC1001, AC-Detector, nilai normal tergantung setting (ADC),
D1010 sensor 16V sekunder smps.
Proteksi 2 : pin7 IC1001, protek utama, nilai normal 4V6, D605 sensor 180V,
D608, Q603 sensor heater/X-ray, D203 sensor 33V, D1091 sensor 9VB.
DUNTK9988WE, 14GT15, 14GT20, IX3368CEN1, TDA8357, Z0140PE, F0193PE, TDA7056A
Proteksi : pin8 IC801, protek utama, normal 3V2, D609 sensor 8VB, D606 sensor
ABL/X-ray, D614, Q603 sensor heater/X-ray, D613 sensor 180V, D752 sensor 5VB,
D504 sensor 16VB audio, D502, D503 sensor vertikal.
Varian : 51U200
Posted by info service elektronik on Kamis, 25 November 2010
Sebelum mengulas lebih jauh tentang
proteksi, sebaiknya diulas dulu sistem ON/OFF atau sistem standby dari
perangkat TV. Metode-metode standby antara lain :
- Menghidupmatikan power supply, ciri
power supply ini adalah mempunyai besar tegangan output yang ‘jauh’
berbeda ketika ON dan STANDBY. Jika diurut pin out power control dari IC
program langsung mengontrol power supply. Hampir sebagian besar TV saat
ini menggunakan sistem standby jenis ini.
- Menghidupmatikan tegangan H-VCC.
Misalnya mesin sasis china, yang dihidupmatikan adalah tegangan H-VCC yang
mensupply ic osilator. Contoh lainnya adalah TV-TV era ic TDA8361,
TA8690AN. Tegangan output power supply jenis ini tetap.
- Menghidupmatikan tegangan bias untuk
transistor driver horisontal. Jenis ini dapat ditemukan di sasis TV sharp
yang menggunakan TDA83xx, sedangkan H-VCC terus-menerus mendapatkan
tegangan. Tegangan output power supply jenis ini tetap.
- Melalui bus data, I2C (SDA/SCL), jenis
ini jarang ditemui. Hampir semua ic jenis baru, support untuk metode ini.
- Kombinasi, selain menghidupmatikan
H-VCC juga menghidupmatikan Power Supply.
PINTU ATAU PIN-PIN PROTEKSI
- Pin IC program, karena IC program
merupakan ‘otak’ dari perangkat TV, maka pada IC program dilengkapi dengan
pin protek. Umumnya berjenis high state, yaitu normalnya pada level/logika
high (tegangan hampir/sama dengan VCC). Jika terdeteksi menurunnya
tegangan pada pin ini, maka IC program akan segera menshutdown perangkat
TV.
- Pin IC jungle/chroma/osilator.
Umumnya, pada IC jenis baru (misalnya AN5606, TDA836xx, dll) dilengkapi
dengan pin proteksi EHT, pada pin ini umumnya berjenis Low State, yaitu
berlogika Low (0 volt atau beberapa volt saja ketika normal). Jika
terdeteksi tegangan yang melebihi ambang tegangan proteksi, maka IC segera
mematikan osilator horisontal.
- Power supply control, dapat ditemukan
di TV model-model jadul, jika ditemukan tidak normal maka rangkaian
proteksi akan segera mematikan/me-standby powersupply.
SISTEM PROTEKSI MENURUT BENGKEL
Adanya sistem proteksi pada TV, bukan berarti dengan melepas/melumpuhkan
proteksi sudah dianggap selesai garapan TVnya. Banyak bengkel yang hanya
melepas protek dan langsung bayaran, tanpa menghiraukan fungsi dari protek
tersebut.
JENIS-JENIS PROTEKSI
- Proteksi Tegangan Lebih Arus Besar
(OverVoltage 1)
Jenis proteksi ini difungsikan untuk melindungi perangkat dari bahaya/tegangan
petir atau naiknya tegangan AC_IN. Ciri proteksi terhadap petir yaitu
dengan ditemukan adanya kabel yang dihubungkan dari GND tuner menuju ke
‘titik yang tidak terhubung’ didekat konektor input AC_IN. Prinsip
dasarnya menggunakan kapasitas tegangan maksimal kapasitor. Jika diamati,
kabel tersebut dihubungkan kepada jalur PCB yang ‘sengaja’ dibuat untuk
lintasan elektron/tegangan menuju ke jalur listrik input. Jika ada
tegangan yang melebihi kapasitasnya, maka tegangan/elektron tersebut akan
‘dibuang’ begitu saja menuju ke jala-jala listrik.
Proteksi arus besar lainnya adalah proteksi tegangan AC_IN, menggunakan
komponen sejenis zener tegangan AC (DIAC), pada komponen ini dapat dibaca
tegangan kerjanya. Penempatannya secara paralel terhadap AC_IN dan setelah
sekring. Jika ada tegangan yang melebihi batas komponen ini maka komponen
akan konslet dengan sendirinya, karena konslet, akhirnya sekring putus.
Bentuk fisik komponen dimaksud mirip dengan kapasitor tegangan tinggi, dan
umumnya berwarna biru muda.
- Proteksi Tegangan Lebih Arus Kecil
(OverVoltage 2)
Fungsi proteksi ini untuk mendeteksi tegangan berlebih pada titik yang
disensor. Komponen utama yang dipakai umumnya menggunakan dioda zener.
Pada dasarnya, dioda zener akan menghasilkan tegangan selisih jika dialiri
arus secara mundur/terbalik. Untuk lebih jelasnya lihat skema berikut ini
:

Pada skema diatas, tegangan output (VOUT) dihasilkan dari perhitungan VIN
– VZ. VZ adalah tegangan kerja dari zener. Rumus tersebut hanya
penyederhanaan, tidak mengikutkan elemen R LOAD.
Dari rumus tersebut dapat disimpulkan bahwa jika ada tegangan output (VO)
berarti tegangan input sudah melebihi dari tegangan yang ditentukan (VZ).
Kesimpulannya, ada tegangan jika protek.
- Proteksi Tidak Ada Tegangan
(NoVoltage)
Tidak seperti proteksi Over Voltage, proteksi ini menyensor ada tidaknya
tegangan pada suatu titik. Coba amati skema berikut :

VIN merupakan tegangan stabil, umumnya sebesar tegangan VCC ic program (5V
atau 3V3). Tegangan VIN melalui R_PULL_UP hingga menjadi tegangan VOUT.
Persyaratan utama dari sensor ini adalah tegangan VOUT tidak boleh
melebihi dari V_DIPROTEK. Sedangkan R_LOAD adalah beban pada tegangan yang
disensor.
Cara kerjanya cukup sederhana, jika tegangan yang disensor tidak ada, maka
tegangan out (VOUT) akan dikonsletkan oleh dioda (lihat arah panah dioda)
sehingga VOUT akan turun nilainya (akibat R_LOAD). Derajat/besar penurunan
tegangan VOUT inilah yang disensor. Sebaliknya, jika ada tegangan pada
titik yang disensor, secara otomatis tegangan VOUT akan tetap karena
tegangan yang disensor tidak akan ‘melompati’ dioda (kecuali dioda
proteksinya bocor/rusak). Kesimpulannya, tidak ada tegangan jika protek.
- Proteksi Suhu Lebih (OverThermal)
Pada rangkaian TV modern, proteksi ini sudah masuk dalam komponen aktif,
misalnya STR-Wxxxx. Cara kerjanya hanya menyensor jika suhu kerja melebihi
dari titik proteksinya.
- Proteksi Emisi Sinar X
(X-RayProtection)
Salah satu radiasi/emisi yang ‘tidak dikehendaki’ dari tabung elektron
adalah emisi sinar X. Secara alami, tabung elektron akan mengemisikan
sinar X pada nilai tertentu yang diperbolehkan. Jika tabung mendapatkan
tegangan kerja yang melebihi dari tegangan normalnya, maka kuantitas sinar
X yang dihasilkan juga membesar sehingga berbahaya bagi pemakainya. Pada
CRT modern, sudah dilengkapi dengan screen protektor yang tujuannya untuk
mengurangi emisi tersebut. Bukan hanya tegangan HV yang mempengaruhi
tingkat emisi, terang tidaknya gambar juga mempengaruhi kuantitas
emisinya.
Selain pemasangan screen protektor, tegangan HV untuk supply CRT juga
disensor, karena untuk menyensor tegangan HV (yang pada TV 14in sekitar 20
an kilovolt) sangat sulit sekali maka untuk menyensor tegangan tersebut
menggunakan kaki ABL dari TFB. Prinsipnya adalah besar tegangan ABL akan
selalu mengikuti dari terang tidaknya layar. Jika CRT terang, secara
otomatis CRT akan menarik banyak elektron, sehingga tegangan ABL juga akan
turun.
Sebaliknya, jika CRT menampilkan gambar gelap, tegangan ABL akan naik.
Yang disensor adalah titik minimum dari tegangan ABL. Tidak boleh kurang
dari level/tegangan minimum yang ditentukan.
Selain tegangan ABL, proteksi X-Ray juga menggunakan proteksi OverVoltage
yang menyensor tegangan sekunder TFB, misalnya tegangan Heater. Sensor
yang dipasang pada titik arus katoda juga dapat difungsikan sebagai
proteksi X-Ray, misalnya pada pin5 IC RGB out (TDA6107) merupakan sensor
IK (cathode current). Prinsip kerjanya adalah mengeluarkan tegangan yang
mirip dengan ABL tetapi besar tegangannya terbalik, semakin terang,
semakin tinggi tegangannya.
- Proteksi Sinkronisasi
Tanpa sinyal video, perangkat tv dengan sendirinya akan menghasilkan
sinyal SandCastle (gambar semut/pasir) yang ditampilkan.
Frekuensi-frekuensi free running (horisontal dan vertikal) diset pada
nilai-nilai tertentu (tergantung model dan jenis IC-nya). Jika ada sinyal
video, sync separator (pemisah sinkronisasi) akan mengadjust
frekuensi-frekuensi tersebut berdasarkan sinyal sinkronisasi yang dibawa
oleh video. Jika gagal dalam penyinkronan, secara otomatis akan protek.
Sinkronisasi vertikal membutuhkan pulsa vertikal out, sedangkan
sinkronisasi horisontal membutuhkan sinyal AFC dari TFB. Jadi sinkronisasi
tujuannya untuk mengunci frekuensi-frekuensi osilator freerunning tersebut
berdasarkan sinyal video yang masuk. Proteksi sinkronisasi umumnya sudah
masuk dalam IC jungle/osilator.